Salah satu pengukir bumi kita adalah sungai. Dari udara terlihat garis kelokan sungai bagi memahat bumi, menyelinap diantara perbukitan, menyusuri lembah dan menggenangi dataran, hingga tiba di laut lepas. Di tiap lintasannya, tak terhitung manfaat yang ditebarnya.
Sungai mencetak beragam bentuk pada tanah yang dilaluinya. Di hulu, air deras menggerus saluran dalam di batu cadas, dengan menciptakan lembah berbentuk V. Inilah yang tampak sebagai jurang-jurang yang dalam dengan air mengalir di bawahnya.
Pada umumnya, sungai mengalir berkelok-kelok. Kelokan terkadang memisah dan membentuk danau kuk. Akhirnya, di tempat bermuaranya ke danau atau laut, endapannya kerap kali membentuk gundukan yang disebut delta.
Di tengah perjalanan, lewat lereng yang makin melandai, arus sungai melambat. Bila sungai tiba-tiba mencapai dataran, muatan yang dibawanya tertimbun. Timbunan ini membentuk massa tanah segitiga yang disebut kipas aluvium (seperti gambar).
Pada tanah yang lebih rata, air yang lebih lambat menggerus tepian sungai. Dataran banjir atau bantaran, yaitu endapan tanah bawaan dari banjir, membentang di kiri-kanan sungai. Lama kelamaan ketika dasar sungai turun karena erosi atau beringsutnya tanah, terbentuklah teras-teras sungai di dataran banjir ini.
Bicara mengenai sungai maka kita sesungguhnya sedang berbicara mengenai pelaku daur besar yang mengangkut air bolak-balik mulai dari laut, udara, hingga daratan. Air yang mengalir di dalamnya memulai daur sebagai uap air yang ditarik dari lautan, sungai, tanah dan tumbuhan.
Setelah uap air bergabung menjadi awan, titik-titik air jatuh sebagai hujan atau salju. Ada juga yang jatuh di lautan atau menguap kembali. Air yang terkumpul di daratan membentuk danau, sungai bawah tanah, dan hamparan salju. Semua itu menimbulkan aliran-aliran kecil yang kelak membentuk hulu sungai.
Dalam perjalanannya, aliran-aliran kecil bergabung menjadi anak sungai, dan akhirnya bersatu menjadi sebuah sungai. Sungai mengalir menggerus lapisan tanah membentuk ngarai dan bentuk-bentuk ajaib dan indah yang sering kita saksikan di tempat-tempat tertentu. Lapisan tersebut terus dibawa air hingga menuju pantai.
Turunlah ke bumi, saksikan keindahan panorama tepian sungai, adakah bandingannya ? Namun sayang, telah banyak keindahan semacam itu punah karena ulah manusia, ulah kita. Beragam alasan dan kepentingan bisa dikemukakan. Namun coba katakan, siapa yang tidak rindu keindahan sungai Ciliwung di masa lalu ?
Pernahkah anda mengunjungi tempat-tempat tersebut di daerah anda ? Sayang sekali kalau belum. Mungkin perlu anda tinggalkan sejenak laptop anda dan melihat dunia nyata.
Sungai Mengukir Bumi